Jumat, 02 Maret 2012

"Kasih anak sepanjang jalan, kasih ibu sepanjang masa."



Suatu hari saya ditinggalkan oleh salah satu anggota keluarga saya. Pergi bukan karena meninggal tapi karena sesuatu hal. Ketika saya beranjak besar, nenek,bude serta kerabat keluarga yang lain perlahan-lahan menceritakan apa yang sesungguhnya terjadi. Mendengar cerita-cerita tersebut saya mulai paham dan harus bertindak sepoerti apa. Suatu malam saya mengingat sesosok pria yang tidak pernah saya jumpai semenjak 1999-2011. Dia pergi maninggalkan seorang istri dan 2 orang anak. Selama jangka waktu itu pula ia tidak menafkahi kami. Di sisi lain, saya terharu,bangga dan bahkan meneteskan air mata ketika tahu kalau ibu saya tercinta bekerja keras sendiri dan bahkan pensiun muda dari kepolisian hanya karena untuk menafkahi 2 orang bayi yang membutuhkan susu dan kebutuhan lainnya. Ia menitipkan kedua anaknya lalu pergi ke kota mengadu nasib mencari uang untuk tiap bulannya mengirimkan uang kepada anaknya yang dititipkan kepada kakak perempuannya. Saya selaku anak laki-laki yang sangat akrab dengan ibu, sangat memiliki sifat yang identik. kami sama-sama memiliki jiwa memimpin yang baik serta pantang menyerah dalam segala hal. Sekarang ini, kehidupan saya alhamdulilah bisa dikatakan menengah tidak terlalu kurang dan tidak juga terlalu berlebih.  Ini semua berkat kerja keras ibu saya yang ingin melihat anak-anak nya bahagia. Semua telah saya miliki. Saya bersyukur punya ibu seperti dia. Umur saya 17 tahun, yang mana akan masuk ke dunia kehidupan yang sesungguhnya. Saya menyadari akan menjadi tulang keluarga. Saya ingin merubah kehidupan keluarga besar saya kearah yang lebih baik,makmur,sejahtera dan bahagia. Dan satu hal, untuk membayar hal yang tak seberapa saya lakukan kelak, saya sudah merancang masa depan saya semenjak dini dan salah satunya adalah membulatkan tekad untuk bisa melanjutkan karier sang ibu di kancah kepolisian RI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar